Melihat Dunia
By:"Yanti Herawati"
Published on 2016-05-02 by Bentang Pustaka
Ketika melahirkan putra keduanya, Izzan, Yanti menyadari bahwa jalan hidupnya akan berbeda. Anak ini nyaris kehilangan nyawa saat lahir akibat alergi parah yang diderita ibunya. Ketika berusia 4 minggu, dokter menemukan bahwa katup lambung Izzan tak mau menutup. Izzan pun harus menghabiskan masa batitanya dari satu terapi pengobatan ke terapi lainnya. Ketabahan Yanti rupanya terus diuji. Seiring tumbuh kembangnya, Izzan menunjukkan bahwa dirinya adalah anak yang hanya mau berkomunikasi atas keinginannya sendiri, selalu menghancurkan permainan edukatif, merusak hampir seluruh peralatan elektronika, serta tidak pernah mau diam jika dibacakan sebuah cerita. Oleh psikolog, Izzan mendapat berbagai diagnosis psikologis, mulai dari hiperaktif, autism spektrum disorder, aspeger syndrom, gangguan sensori integrasi, dan gangguan mobilitas. Di sisi lain, kecerdasan Izzan meningkat pesat. Pada usia 6 tahun 8 bulan ia telah mampu mengerjakan materi matematika yang setara untuk anak usia 15 tahun. Izzan bahkan berhasil menemukan rumus-rumus matematika lewat observasinya sendiri, tanpa sedikit pun pernah mengakses buku teks tentang petunjuk-petunjuk rumus tersebut. Di tengah anggapan masyarakat umum yang cenderung menilai negatif anak hiperaktif, Yanti mencoba melakukan pendekatan berbeda. Alih-alih memaksakan Izzan mengikuti kurikulum sekolah formal, Yanti mencoba menerapkan metode discovery dan experiental learning. Dengan detail, Yanti menstimulus kecerdasan Izzan dengan melakukan observasi dan fokus pada pembelajaran-pembelajaran yang paling menarik minatnya. Yanti percaya bahwa cara Izzan \
This Book was ranked 29 by Google Books for keyword buku sekolah elektronik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar